Search
Search
Close this search box.

Reses Sapto, Bahasa Generasi Muda Dalam Tantangan Global

Selasa, 12 November 2024
FOTO: Anggota DPRD Kaltim, Sapto Setyo Pramono.

Liputanborneo.com, Samarinda – Perkembangan teknologi digital telah membawa dampak besar di berbagai sektor kehidupan, mulai dari ekonomi, pendidikan, hingga sosial. Anggota DPRD Kalimantan Timur, Sapto Setyo Pramono, mengingatkan bahwa pemuda Kaltim harus mampu menjawab tantangan ini dengan mempersiapkan diri sebaik mungkin. Ia menegaskan, perubahan yang dibawa oleh era digital tidak hanya menciptakan peluang baru, tetapi juga persaingan yang semakin ketat. Tanpa persiapan dan keterampilan yang memadai, pemuda bisa tertinggal di tengah arus globalisasi yang semakin kuat.

“Teknologi digital sekarang sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, bahkan dalam bidang usaha dan ekonomi. Pemuda harus memiliki kemampuan yang mumpuni untuk bisa bersaing, baik di tingkat lokal maupun internasional. Jangan sampai kita hanya menjadi penonton di era perubahan besar ini,” ujar Sapto saat menyerap aspirasi masyarakat di Yens Delight Coffee & Resto, Selasa (12/11/2024).

Ia juga menyoroti peran strategis para dosen di Kalimantan Timur dalam membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan dunia kerja. Menurutnya, pendidikan di perguruan tinggi harus mampu menjawab tantangan nyata yang dihadapi lulusan di masa depan.

“Mahasiswa jangan hanya diajarkan teori, tetapi juga harus dipersiapkan untuk menghadapi tantangan pasca-kuliah. Dunia kerja saat ini sangat kompetitif, sehingga dibutuhkan bekal yang lebih dari sekadar pengetahuan akademis,” kata Sapto.

Selain itu, Sapto menekankan pentingnya penguasaan teknologi dan inovasi agar Indonesia, termasuk Kalimantan Timur, tidak tertinggal dari negara-negara maju seperti Cina, Rusia, dan Jepang. Ia juga mendorong pemuda untuk meningkatkan kemampuan bahasa asing, termasuk bahasa Mandarin, sebagai modal penting dalam menghadapi persaingan global.

“Bahasa Inggris saja tidak cukup di era globalisasi ini. Kita perlu belajar lebih banyak, termasuk bahasa seperti Mandarin, agar bisa bersaing dengan tenaga kerja asing dan memahami pasar internasional dengan lebih baik,” tutupnya. (Adv DPRD Kaltim/Adl).

BERITA LAINNYA