Liputanborneo.com, TENGGARONG – Fenomena alam unik di Desa Muara Ritan, Kecamatan Tabang, Kutai Kartanegara (Kukar) kembali hadir seiring datangnya musim kemarau. Pulau Karangan, hamparan bebatuan seluas empat hektare di tengah Sungai Belayan, muncul ke permukaan ketika debit air menyusut, menawarkan pemandangan langka yang menjadi magnet wisata musiman.
Kepala Desa Muara Ritan, Ardy Maroni, menjelaskan pulau ini hanya dapat diakses saat air sungai surut.
“Pulau ini hanya bisa dikunjungi ketika musim kemarau, saat air surut dan bebatuannya timbul. Saat itu warga biasanya datang untuk rekreasi,” ujarnya, Sabtu (5/7/2025).
Pulau Karangan tak sekadar indah dipandang. Area ini menjadi lokasi favorit warga untuk berenang menggunakan ban karet, berkemah, hingga menikmati ikan bakar di tengah suasana alam yang tenang. Kehadiran pelaku UMKM setempat yang menjajakan makanan dan minuman turut menambah kenyamanan wisatawan.
Ardy menuturkan, bahkan ada pengunjung yang datang khusus untuk terapi kaki di atas bebatuan. Aktivitas ini dipercaya memberikan sensasi relaksasi tersendiri.
“Ada juga warga yang datang khusus untuk terapi kaki di atas batu. Banyak sekali kegiatan yang bisa dinikmati di sini,” tambahnya.
Meski belum memungkinkan membangun homestay karena kondisi kontur berbatu, pemerintah desa tengah menyiapkan rencana pengembangan fasilitas wisata. Rencananya, akan dibangun cottage dan area glamping di tepi Sungai Belayan agar wisatawan bisa menikmati panorama alam khas Muara Ritan lebih lama.
Dengan konsep ini, Pulau Karangan diharapkan tak hanya menjadi fenomena musiman, tetapi juga ikon wisata yang mampu menarik kunjungan lebih banyak dan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar. (Adv)
***
Editor : Rachaddian (dion)







