TENGGARONG – Simpang Odah Etam (SOE) merayakan hari jadinya yang pertama pada Sabtu, 30 Agustus 2025 di Tenggarong. Sejak diluncurkan pada 2024, SOE menjadi wadah penting bagi pelaku usaha kuliner dan seni pertunjukan di Kutai Kartanegara. Kepala Bidang Pengembangan UKM Dinas Koperasi dan UKM Kukar, Fathul Alamin, menyebut keberadaan SOE memberi ruang bagi talenta lokal untuk berkembang.
Fathul menegaskan, konsep SOE berbeda dengan panggung hiburan besar. “Kami tidak mengundang talent terkenal, tetapi memberi kesempatan bagi yang baru berkembang untuk tampil dan berkreasi,” jelasnya. SOE juga menjadi ruang promosi bagi pelaku kuliner yang melalui proses kurasi agar kualitas produk tetap terjaga.
Dalam satu tahun perjalanan, SOE mencatat perputaran ekonomi yang cukup signifikan. Data Dinas Koperasi dan UKM Kukar menunjukkan rata-rata omset tenant mencapai Rp 186 juta per minggu. Jika dihitung setahun, nilainya mencapai Rp 1,8 miliar. Angka ini menandakan bahwa SOE bukan hanya sekadar ruang hiburan, tetapi juga berkontribusi nyata pada perekonomian lokal.
Menariknya, pengunjung SOE tidak hanya dari Tenggarong. Catatan kerja sama dengan Telkomsel menunjukkan ada pengunjung dari Samarinda, Balikpapan, bahkan dari luar daerah. Hal ini memperkuat posisi SOE sebagai destinasi baru yang mampu menarik wisatawan ke Kukar.
Pemerintah daerah berharap keberhasilan ini dapat diperluas ke kecamatan lain. “Kami ingin ada Simpang Odah Etam lain yang tumbuh di wilayah Kukar,” ujar Fathul. Upaya ini sejalan dengan program pengembangan ekonomi kreatif yang tercantum di laman resmi kutaikartanegarakab.go.id, di mana Kukar menargetkan peningkatan jumlah UMKM aktif setiap tahun.
Selain menjadi pusat ekonomi, SOE juga berperan sebagai ruang edukasi. Pelaku usaha kuliner dan seniman lokal bisa berbagi pengalaman, memperluas jejaring, hingga meningkatkan kualitas produk. “SOE bisa menjadi role model yang baik untuk menambah wawasan dan meningkatkan kualitas,” tambah Fathul.
Situs diskominfo.kukarkab.go.id mencatat, Kukar memiliki lebih dari 20 ribu pelaku UMKM aktif hingga 2024. Keberadaan SOE menjadi salah satu langkah strategis untuk memperkuat daya saing UMKM dan menciptakan ekosistem kreatif yang berkelanjutan.
Dengan dukungan pemerintah daerah dan partisipasi masyarakat, Simpang Odah Etam diharapkan terus tumbuh. Keberhasilan tahun pertama diyakini bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam mengembangkan ruang kolaboratif yang mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif.
(Adv/DiskominfoKukar)







