TENGGARONG – Ketua Panitia Pelaksana Erau Adat Kutai 2025, H. Heriansyah, memastikan persiapan acara adat terbesar di Kutai Kartanegara telah memasuki tahap final. Hal ini disampaikannya dalam konferensi pers di Tenggarong pada Kamis (4/9/2025).
Menurutnya, Erau tahun ini kembali menjadi simbol kolaborasi antara Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura dengan Pemerintah Daerah. Kolaborasi ini disebut penting karena pemerintahan daerah saat ini merupakan kelanjutan dari periodesasi pemerintahan tradisional yang pernah ada. “Kita tidak bisa melepaskan peran pemerintah daerah dari akar sejarah kesultanan. Ini adalah bentuk kesinambungan,” ujarnya.
Erau Adat Kutai 2025 memiliki makna istimewa karena bertepatan dengan Hari Jadi Kota Tenggarong ke-243. Heriansyah menegaskan bahwa momen ini bukan hanya perayaan, melainkan juga penghormatan kepada para leluhur yang meletakkan dasar perkembangan kota. Ia menilai kondisi kota yang kondusif dan terus berkembang harus menjadi motivasi bersama.
Dalam pelaksanaan tahun ini, Sultan Kutai Kartanegara secara khusus mengundang Menteri Pariwisata RI untuk hadir. Kehadiran tokoh nasional tersebut diharapkan mampu meningkatkan citra budaya Kutai di level nasional maupun internasional. “Ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, dan merupakan bentuk penghargaan sekaligus promosi pariwisata budaya Kutai,” kata Heriansyah.
Selain itu, Erau 2025 juga dimaknai sebagai momentum memperkuat rekonsiliasi sosial dan kebudayaan. Di tengah dinamika masyarakat, budaya dianggap sebagai alat pemersatu. “Dengan budaya, kita bisa saling menguatkan, menyatukan, dan menyadari bahwa keberagaman adalah kekuatan,” tuturnya.
Filosofi Kesultanan yang mengedepankan empat fondasi, yakni adat, adab, budaya, dan agama, akan menjadi dasar pelaksanaan. Semangat Bhinneka Tunggal Ika terus dijaga agar harmoni masyarakat tetap terpelihara. “Nilai-nilai inilah yang menjadi landasan kita dalam menjaga harmoni masyarakat,” tambahnya.
Rangkaian kegiatan Erau juga disiapkan matang. Di kawasan Museum Mulawarman, replika naga sudah dipersiapkan untuk ritual pelarungan yang menjadi bagian napak tilas Putri Karang Melenu. Prosesi ini akan berlangsung dengan melibatkan keraton, panitia, dan masyarakat.
Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara melalui situs resmi kukarkab.go.id juga menyebutkan bahwa Erau menjadi salah satu event budaya unggulan dalam kalender pariwisata daerah. Tradisi ini telah diakui sebagai warisan tak benda Indonesia oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak 2016, sehingga memiliki nilai strategis untuk promosi pariwisata.
Heriansyah berharap, Erau Adat Kutai 2025 mampu menjadi perekat budaya, pengikat persatuan, serta menjaga ketahanan sosial masyarakat Kukar. “Kita ingin Kukar tetap kondusif, masyarakatnya sejahtera, dan budaya tetap lestari. Itulah tujuan utama Erau tahun ini,” pungkasnya.
(Adv/DiskominfoKukar)







