Search

Menjaga Anak Lewat Aksi Kolektif: Strategi Balikpapan Sambut HAN 2025

Selasa, 22 Juli 2025
Foto : Kepala Bidang Perlindungan Anak DP3AKB Balikpapan, Umar Adi.

Liputanborneo.com, Balikpapan – Menjelang peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2025, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Balikpapan menggandeng psikolog, komunitas relawan, serta organisasi profesi untuk memperkuat perlindungan terhadap anak-anak, terutama mereka yang berada dalam situasi rentan.

Kami tidak berjalan sendiri. Seluruh kegiatan peringatan HAN tahun ini melibatkan psikolog, relawan Forum Anak, dan jejaring PATBM di tiap kelurahan. Itu adalah kerja kolektif untuk memperkuat lingkungan yang ramah anak,” kata Kepala Bidang Perlindungan Anak DP3AKB Balikpapan, Umar Adi, Senin (21/7).

Salah satu agenda utama adalah forum ‘Aku Ingin Menjadi…’, yang membuka ruang bagi anak-anak untuk menyampaikan cita-cita mereka dan mendapatkan motivasi dari para profesional. Program ini mendapat dukungan dari Himpunan Psikolog Indonesia (HIMPSI), Forum Anak di tingkat kecamatan, serta jaringan Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) dan Puspaga di delapan titik layanan kota.

Kami mengajak semua elemen, termasuk tenaga psikolog, untuk ikut mendampingi anak-anak, khususnya mereka yang berada dalam situasi rentan, seperti anak korban kekerasan, anak di panti, dan anak dari keluarga bermasalah,” ujarnya.

DP3AKB menekankan bahwa HAN bukan hanya perayaan simbolik, tetapi menjadi penguat kolaborasi lintas sektor dalam membangun ekosistem perlindungan anak berkelanjutan. Forum Anak menyusun agenda kegiatan, sementara psikolog memberikan pendampingan dan konseling. Relawan PATBM dan pendamping lokal menjadi jembatan layanan antara pemerintah dan masyarakat akar rumput.

Kami ingin memastikan semua anak, tanpa terkecuali, merasa aman dan memiliki ruang untuk tumbuh serta bermimpi. Dan ini hanya bisa dicapai bila semua pihak terlibat,” ucap Umar.

DP3AKB juga membuka kanal aduan kekerasan terhadap anak bekerja sama dengan Unit PPA Polresta Balikpapan, UPT PPA, dan hotline pengaduan. Proses pelaporan ditegaskan penting agar pendampingan bisa dilakukan secara aman dan sesuai prosedur hukum.

Kami sudah membentuk jejaring hingga tingkat RT dan sekolah, termasuk tim pencegahan kekerasan anak yang aktif di sekolah-sekolah. Semua ini tidak bisa dilakukan tanpa peran aktif masyarakat,” tegasnya.

Balikpapan kini menunggu hasil evaluasi Kementerian PPPA terkait status Kota Layak Anak 2025.

Tahun-tahun sebelumnya, kota ini berhasil mempertahankan kategori utama,” kata Umar.

Predikat penting, tapi yang jauh lebih penting adalah komitmen untuk terus memperkuat sistem yang melindungi anak,” tambahnya.

DP3AKB Balikpapan membuka kolaborasi dengan pihak swasta, sekolah, dan komunitas lokal untuk edukasi keluarga dan membangun lingkungan aman bagi anak.

Rangkaian kegiatan HAN di Balikpapan akan berlangsung hingga akhir Juli, tersebar di kecamatan dan kelurahan, melalui berbagai sesi penyuluhan, pertunjukan seni oleh Forum Anak, dan layanan psikososial berbasis komunitas.

BERITA LAINNYA