Search
Search
Close this search box.

,

Petani Garam Desa Kersik Manfaatkan Teknologi untuk Tingkatkan Hasil Panen

Rabu, 17 April 2024
Foto: Rumah garam tunnel yang dibangun menggunakan plastik dan pipa di Desa Kersik, Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara.
Foto: Rumah garam tunnel yang dibangun menggunakan plastik dan pipa di Desa Kersik, Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara.

Liputanborneo.com, Tenggarong – Kelompok Usaha Garam Rakyat (KUGAR) di Desa Kersik, Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) tengah memanfaatkan teknologi rumah garam tunnel untuk meningkatkan hasil panen. Teknologi ini terbukti efektif, menghasilkan 600-700 kilogram garam krosok per unit rumah garam tunnel.

Ketua KUGAR Kersik 2, Sigit Sarlan, menuturkan bahwa saat ini kelompoknya memiliki 7 unit rumah garam tunnel yang terbuat dari plastik dan pipa dengan luas 15×4 meter per unit.

Menurutnya, dengan dukungan teknologi dan 7 rumah produksi tersebut, jika memperpanjang proses produksi nantinya akan bisa mendapatkan hasil panen hingga 1 ton.

“Kalau waktu pengolahannya kita perpanjang, produksinya insyaallah bisa sampai 1 ton,” jelasnya.

Namun, cuaca menjadi faktor penting dalam proses panen. Musim hujan memperlambat proses, sedangkan musim kemarau memungkinkan panen lebih cepat.

“Jika cuaca cerah tanpa hujan selama satu bulan, garam bisa siap panen dalam 30-40 hari,” terang Sigit.

Saat ini, garam krosok hasil panen KUGAR Kersik 2 masih dijual eceran kepada warga sekitar untuk keperluan pembuatan ikan asin atau pupuk organik dengan harga Rp3.000 – Rp5.000 per kilogram.

Tak hanya itu, Dirinya mempunyai impian besar bagi KUGAR Kersik 2, yaitu menjadi pelopor bagi para petani garam di Kalimantan Timur. Ia ingin Desa Kersik menjadi yang terdepan dalam produksi garam secara konsisten, dan mengantarkan Kalimantan Timur menuju kemandirian dalam hal garam.

Penulis : Bayu Andalas Putra

BERITA LAINNYA