Search

Menteri LH Tinjau Ekosistem Pesut Mahakam di Desa Pela, Targetkan Populasi Bertambah

Jumat, 4 Juli 2025
Foto : Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Hanif Faisol Nurofiq didampingi Gubernur kaltim H Rudi Mas’ud dan Bupati Kukar Aulia Rahman Basri.

Liputanborneo.com, Kutai Kartanegara – Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Hanif Faisol Nurofiq melakukan kunjungan kerja ke Desa Pela, Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Kamis (3/7/2025). Kunjungan ini bertujuan untuk melihat langsung kondisi ekosistem Pesut Mahakam serta menindaklanjuti upaya penyelamatan spesies endemik tersebut.

Didampingi Gubernur Kaltim H Rudy Mas’ud, Bupati Kukar Aulia Rahman Basri, dan Sekda Kaltim Sri Wahyuni, Menteri Hanif menegaskan komitmen pemerintah dalam pelestarian Pesut Mahakam yang saat ini terancam punah.

Menteri jauh-jauh datang tidak hanya untuk melakukan seremoni. Tetap datang untuk mengeksekusi apa yang harus dieksekusi dalam penanganan pelestarian biodiversiti kita,” tegasnya di hadapan warga Desa Pela.

Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris) kini masuk dalam kategori critically endangered menurut IUCN dan Appendix I CITES. Jika dulu hewan ini mudah ditemui di sepanjang Sungai Mahakam, kini keberadaannya hanya tersisa di sekitar Sungai Pela dan Danau Semayang, dengan jumlah diperkirakan hanya 62 ekor.

Sepanjang populasi Pesut Mahakam tidak bertambah, berarti kita belum berhasil. Jadi kalau sekarang tersisa 62 ekor, tahun depan ya minimal 70 ekor atau meningkat dari itu,” ujar Menteri Hanif Faisol.

Ia menambahkan, penyelamatan Pesut Mahakam membutuhkan langkah nyata seperti perlindungan habitat, pencegahan aktivitas merusak lingkungan, dan edukasi masyarakat. Pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten akan bergerak berdasarkan regulasi masing-masing, mulai dari UU 32/2009 hingga UU 32/2014.

Sebagai bagian dari strategi konkret, Menteri Hanif mengangkat empat tokoh lokal yang selama ini aktif dalam pelestarian pesut sebagai tenaga ahli, yakni Alimin (Ketua Pokdarwis Desa Pela), Ir Budiono (Direktur Yayasan Konservasi RASI), Dr Mislan (Dosen Unmul), dan Daniell Krap (peneliti Yayasan RASI).

Menteri setiap hari ada di sini melalui tenaga-tenaga ahlinya. Semua perkembangan nanti dilaporkan ke saya,” jelasnya.

Gubernur Rudy Mas’ud turut menyatakan dukungan penuh terhadap langkah tersebut.

Pesut Mahakam bukan hanya kebanggaan, tapi simbol keanekaragaman hayati Kalimantan Timur. Harus kita jaga dan lestarikan,” ujarnya.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh perwakilan UNDP, UNEP, GIZ, IFAD, serta Kedutaan Besar Jerman, menandakan dukungan komunitas internasional dalam upaya penyelamatan satwa air langka tersebut. (*)


Sumber : poskotakaltimnews.com
Editor : Rachaddian

BERITA LAINNYA