Liputanborneo.com, KUTAI KARTANEGARA – PT Pertamina (Persero) melalui Subholding Upstream PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS) terus mengembangkan pusat rehabilitasi orang utan di Samboja Lestari, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Program ini dijalankan bersama Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) sebagai bentuk komitmen menjaga kelestarian satwa dilindungi dan lingkungan hidup.
Sejak 2023, PHSS telah merawat tiga individu orang utan di pusat rehabilitasi tersebut. Upaya ini akan diperluas dengan rencana penambahan dua individu orang utan lagi pada periode 2026–2027. Komisaris PT Pertamina (Persero), Nanik S Deyang, menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif tersebut.
“Saya terharu, tidak semua orang mau merawat orang utan di tempat seperti ini. Hal ini menunjukkan kepedulian Pertamina terhadap pelestarian satwa dilindungi. Saya berharap ke depannya seluruh Pertamina Group bisa terlibat aktif dalam upaya ini,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (26/7).
Selain rehabilitasi satwa, Pertamina juga mengembangkan program pemulihan habitat melalui penanaman pohon di kawasan Samboja Lestari seluas 8 hektar yang dimulai pada 2024 dan berlanjut hingga 2027. Jenis tanaman yang ditanam terbagi menjadi dua kategori, yakni pohon endemik seperti Damar, Merembun, dan Balanggeran untuk memulihkan ekosistem, serta pohon produktif seperti mangga dan pepaya yang menjadi sumber pakan alami bagi orang utan.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menegaskan bahwa inisiatif ini merupakan bagian dari Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Pertamina.
“Inisiatif ini bagian dari TJSL Pertamina pilar lingkungan, khususnya dalam konservasi keanekaragaman hayati fauna,” ungkapnya.
Fadjar menambahkan bahwa program konservasi ini juga sejalan dengan penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dan mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin 13 tentang perubahan iklim, poin 14 tentang ekosistem laut, dan poin 15 tentang ekosistem darat. Pertamina sendiri telah mencatat lebih dari 50 program konservasi fauna, melibatkan 261 jenis hewan dan lebih dari 800.000 individu satwa yang telah dikonservasi.
Berbagai spesies yang menjadi fokus konservasi termasuk gajah, elang, monyet, bekantan, yaki, pesut, rusa, penyu, merak, kupu-kupu, dan satwa endemik lainnya. Langkah ini memperkuat peran Pertamina bukan hanya sebagai pengelola energi nasional, tetapi juga sebagai pelopor pelestarian alam yang berkelanjutan. (*)
***
Sumber : cnnindonesia.com
Editor : Rachaddian (dion)