Search

Pasien RSUD AWS Ditemukan Meninggal Gantung Diri, Diduga Alami Depresi Akibat Penyakit Kronis

Selasa, 8 Juli 2025
Foto : Gedung RSUD Abdul Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda.

Liputanborneo.com, Samarinda – Tragedi memilukan terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda, Minggu (6/7/2025). Seorang pasien berinisial US, warga Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, ditemukan tewas dalam kondisi tergantung di ruang perawatan Asoka nomor 2002 pada pukul 17.46 WITA.

Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Samarinda Ulu, Ipda Eko Harianto, menyampaikan bahwa kejadian tersebut pertama kali diketahui oleh petugas rumah sakit saat melakukan kontrol rutin ke dalam ruangan pasien.

Pada pukul 17.46, saksi 1 mengontrol ruangan dan saksi melihat korban sudah tergantung di jendela ventilasi kamar,” jelas Ipda Eko setelah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

Pihak rumah sakit segera menghubungi keluarga korban. Anak dari US yang menjadi saksi kedua, segera datang setelah menerima kabar bahwa ayahnya ditemukan dalam kondisi tak bernyawa. Berdasarkan keterangan yang dihimpun dari anak korban, diketahui bahwa US menderita sejumlah penyakit kronis.

Menurut keterangan saksi anak korban, korban mempunyai riwayat penyakit gagal ginjal, komplikasi, dan sering depresi dengan penyakitnya,” ungkap Ipda Eko.

US juga sempat menyampaikan keinginannya untuk mengakhiri hidup karena merasa tidak mampu menahan rasa sakit dan khawatir menjadi beban bagi keluarganya.

Almarhum juga pernah bercerita bahwa ingin mengakhiri hidupnya karena sudah tidak tahan dengan sakitnya, juga membebani keluarga anak-anaknya,” tambahnya.

Dugaan sementara pihak kepolisian, tindakan korban dipicu oleh kondisi depresi berat akibat penyakit kronis yang dideritanya. Namun, penyelidikan mendalam tetap dilakukan, termasuk autopsi medis.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Timur, Jaya Mualimin, mengonfirmasi bahwa dirinya telah menerima laporan awal dari Plt Direktur RSUD AWS.

Pasien yang sedang dirawat tentu menjadi tanggung jawab rumah sakit ya. Kemudian kemarin juga dilaporkan oleh Plt direktur kepada saya. Memang pasien ini kan mengalami, mungkin didiagnosa sebagai penderita kanker,” ujar Jaya saat dikonfirmasi, Senin (07/07/2025).

Ia juga menyoroti aspek psikologis yang kerap menyertai pasien kanker, termasuk efek samping dari pengobatan yang berpotensi memperburuk kondisi emosional pasien.

Kalau kita lihat teori-teori mereka yang mengalami kanker, memang punya resiko-resiko merasa putus asa, tidak bahagia. Karena pengobatannya juga susah, ada obat-obat kanker yang bisa menyebabkan rontok rambut, akhirnya suasana perasaan mungkin merasa sedih,” tambahnya.

Terkait kemungkinan adanya unsur kelalaian atau faktor lain di balik kejadian tersebut, Jaya menyerahkan sepenuhnya kepada aparat penegak hukum yang sedang menyelidiki.

Kalau sisi negatif kita serahkan ke aparat penegak hukum yang sudah menangani ini, apakah ada unsur kesengajaan dari orang lain. Misalnya ada, akan ada dari hasil visum. Kita tunggu saja,” pungkasnya.

Hingga saat ini, hasil visum belum diterima, dan informasi detail mengenai situasi di ruang perawatan saat kejadian juga masih menunggu konfirmasi lebih lanjut dari pihak rumah sakit. (*)


Sumber : kutairaya.com
Editor : Rachaddian

BERITA LAINNYA