Liputanborneo.com, Samarinda – Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun ini menjadi panggung aksi nyata bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda untuk menggugah kesadaran kolektif warganya terhadap pentingnya menjaga lingkungan.
Melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Pemkot menggelar apel bersama yang dilanjutkan dengan gerakan bersih kota di berbagai titik wilayah Samarinda. Kegiatan ini berlangsung di GOR Segiri Samarinda dan diikuti ratusan peserta dari beragam latar belakang, mulai dari masyarakat umum hingga aparat kecamatan.
Kepala DLH Samarinda menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah bentuk sinergi seluruh elemen masyarakat dalam menyikapi persoalan sampah dan lingkungan yang kian mendesak. Ia menekankan bahwa semangat kolaborasi ini penting demi menciptakan perubahan berkelanjutan.
“Partisipasi warga dan perangkat kecamatan menjadi indikator bahwa kesadaran untuk menjaga lingkungan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi seluruh warga kota,” ungkapnya.
Masalah sampah memang menjadi perhatian serius di Kota Samarinda. Berdasarkan data resmi dari DLH, jumlah timbulan sampah di kota ini mencapai sekitar 225 ribu ton per tahun, atau setara 615 ton per hari hingga 2024. Lonjakan volume sampah ini menjadi tantangan besar, terlebih dengan dominasi sampah plastik yang sulit terurai dan menyumbang besar terhadap pencemaran lingkungan.
Sebagai bentuk respons konkret, Pemkot Samarinda telah memberlakukan Peraturan Wali Kota (Perwali) Nomor 1 Tahun 2019 tentang Pengurangan Penggunaan Kantong Plastik. Aturan ini menjadi pijakan kebijakan penting dalam memerangi polusi plastik, terutama di sektor perdagangan dan rumah tangga.
Wali Kota Samarinda, Andi Harun, dalam sambutannya saat apel, mengingatkan masyarakat bahwa peringatan Hari Lingkungan Hidup harus diartikan sebagai momentum perubahan, bukan sekadar acara seremonial.
“Saya berharap seluruh masyarakat lebih peduli dan aktif dalam menjaga lingkungan, demi mengembalikan kondisi kota yang bersih dan sehat,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa bencana ekologis yang pernah terjadi hendaknya menjadi pelajaran penting agar masyarakat tidak lagi abai terhadap alam.
Sementara itu, Asisten II Pemkot Samarinda, Marnabas Patiroy, menjelaskan bahwa langkah-langkah pengendalian sampah terus dilakukan. Salah satunya dengan mengoperasikan mesin daur ulang di berbagai titik kota. Ia pun menyoroti pentingnya keterlibatan pihak kecamatan dalam menyukseskan program ini.
“Kami berharap, pengendalian sampah anorganik ini bisa lebih ditingkatkan melalui peran aktif dari pihak kecamatan yang ada di Kota Samarinda,” ujarnya.
Melalui rangkaian kegiatan ini, Pemerintah Kota Samarinda menegaskan komitmennya dalam menjadikan isu lingkungan sebagai prioritas pembangunan. Hari Lingkungan Hidup Sedunia pun dimaknai sebagai ajakan untuk beraksi, bukan hanya berpikir. (*)