Search

Kemendikdasmen Dorong Pembelajaran Logis ala Jepang untuk Perkuat Kualitas Pendidikan Indonesia

Rabu, 11 Juni 2025
Foto : Penelaah Analisis Kebijakan Direktorat Guru PAUD dan PNF Kemendikdasmen, Abdul Gofur.
Foto : Penelaah Analisis Kebijakan Direktorat Guru PAUD dan PNF Kemendikdasmen, Abdul Gofur.

Liputanborneo.com, Samarinda – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menegaskan pentingnya menerapkan pendekatan pembelajaran berbasis logika atau logical thinking seperti yang dilakukan di Jepang, guna mendongkrak kualitas pendidikan nasional yang masih menghadapi tantangan di tingkat internasional.

Penekanan ini disampaikan langsung oleh Abdul Gofur, Penelaah Analisis Kebijakan dari Direktorat Guru PAUD dan Pendidikan Nonformal (PNF) Kemendikdasmen, saat menghadiri Lokakarya Pembelajaran Mendalam yang diikuti para guru dari berbagai wilayah di Kalimantan Timur, Rabu (tanggal sesuai sumber).

Dalam pemaparannya, Gofur menggarisbawahi bahwa keberhasilan sistem pendidikan Jepang tidak terlepas dari pembinaan intensif terhadap guru, yang diarahkan untuk menciptakan lingkungan belajar berbasis pemikiran logis dan rasional. Menurutnya, hal ini menjadi salah satu kunci utama keberhasilan pendidikan di Negeri Sakura.

“Jepang sangat menekankan pembinaan guru untuk mencapai pembelajaran yang berlandaskan ‘logical thinking’. Orang Jepang itu sangat logis dan rasional dalam berpikir,” ujarnya di hadapan peserta lokakarya.

Untuk memperjelas konsep tersebut, Gofur mencontohkan bagaimana masyarakat Jepang menganalisis peristiwa tsunami di Aceh. Alih-alih langsung mengaitkan fenomena tersebut dengan kepercayaan spiritual, mereka memilih pendekatan ilmiah dan logis untuk mencari penjelasan mengapa sebuah masjid tetap kokoh berdiri di tengah kehancuran.

Pengalaman tersebut, kata Gofur, mencerminkan bagaimana budaya berpikir logis telah tertanam kuat dalam masyarakat Jepang, termasuk dalam dunia pendidikan. Hal ini berbeda dengan pendekatan yang kerap terjadi di Indonesia, yang menurutnya masih perlu diperkuat dalam hal logika dan nalar ilmiah.

Lebih lanjut, Gofur tidak menampik bahwa Indonesia masih tertinggal dalam pemeringkatan internasional terkait kualitas pendidikan. Ia mengacu pada hasil Programme for International Student Assessment (PISA), di mana Indonesia belum mampu bersaing secara maksimal.

“Nilai kita masih kurang pada skor PISA, masih kalah dengan Vietnam,” kata Gofur.

Sebagai informasi, PISA adalah program penilaian global terhadap prestasi akademik siswa berusia 15 tahun yang diselenggarakan oleh OECD. Vietnam, negara yang baru merdeka pada 1945, mampu mencatat prestasi luar biasa pada PISA 2012 dengan menempati peringkat kedelapan dunia dalam aspek literasi dan numerasi. Fakta ini menunjukkan bahwa kualitas pendidikan tidak sepenuhnya ditentukan oleh lamanya kemerdekaan atau besar-kecilnya negara, tetapi oleh keseriusan dalam pembenahan sistem pendidikan.

Menanggapi tantangan ini, Kemendikdasmen telah meluncurkan sejumlah program inovatif. Beberapa di antaranya adalah penerapan pendekatan STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics), pembelajaran High Order Thinking Skills (HOTS), dan kebijakan nasional Merdeka Belajar yang lebih fleksibel dan kontekstual.

Kini, fokus Kemendikdasmen juga diarahkan pada Deep Learning atau pembelajaran mendalam. Menurut Gofur, kualitas pembelajaran tidak akan maksimal tanpa adanya peningkatan kualitas guru sebagai aktor utama di ruang kelas.

Sebagai bagian dari upaya pembenahan, Gofur juga memperkenalkan metode pembelajaran Lesson Study, yang ia pelajari langsung dari sistem pendidikan Jepang. Metode ini menekankan kolaborasi antar guru dalam perencanaan dan pelaksanaan proses belajar-mengajar.

“Lesson Study memiliki siklus plan (merancang), do (melaksanakan), dan see (mengevaluasi),” jelasnya.

Ia menyayangkan bahwa saat ini masih banyak guru di Indonesia yang kesulitan dalam menentukan tujuan pembelajaran yang konkret dan relevan, serta dalam merancang aktivitas dan evaluasi yang selaras dengan tujuan tersebut. Untuk itulah Lesson Study dinilai penting, karena mendorong guru bekerja sama secara kolektif untuk menyusun rencana pelajaran, mendesain kegiatan belajar yang tepat, dan menyusun ringkasan evaluasi yang bermakna.

“Oleh karena itu Lesson Study menjadi penting karena mendorong diskusi kolaboratif untuk memperkuat perencanaan, desain aktivitas, dan perumusan ringkasan evaluasi,” demikian Gofur menutup.

Melalui pendekatan ini, Kemendikdasmen berharap transformasi pendidikan di Indonesia bisa berjalan lebih sistematis dan terukur. Dengan mengadopsi nilai-nilai positif dari sistem pendidikan Jepang, bukan tidak mungkin generasi muda Indonesia akan lebih siap bersaing secara global di masa depan. (*)


Sumber : kaltim.antaranews.com

Penulis : Rachaddian

BERITA LAINNYA