Tenggarong – Desa Lung Anai di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, kini menjelma menjadi pusat kegiatan baru dengan kehadiran Rumah Coklat.
Diresmikan oleh Bupati Edi Damansyah, inisiatif ini menandai langkah serius pemerintah dalam mengembangkan sektor kakao dan cokelat di wilayah tersebut.
Edi Damansyah menegaskan, pentingnya pengembangan potensi lokal, terutama di Desa Lung Anai yang kaya akan budaya. Ia juga mengungkapkan harapannya agar Dinas Pariwisata dapat melihat potensi pariwisata yang terbentuk di sekitar Rumah Coklat dan kebun cokelat.
“Desa Lung Anai merupakan salah satu desa budaya, tentunya akan menjadi daerah tujuan pariwisata. Saya ingin Dinas Pariwisata juga melihat potensi ini, konsepnya melihat lebih dekat rumah cokelat serta perkebunan cokelat yang dimiliki Kukar,” jelas Edi Damansyah.
bahkan, upaya pengembangan ini tidak hanya terbatas pada pembentukan Rumah Coklat, tetapi juga meliputi pengelolaan aset desa yang meliputi lahan seluas 2 hektare untuk diperluas menjadi kebun cokelat. Bupati juga meminta dukungan dari Dinas Perkebunan untuk menyokong petani lokal melalui alokasi anggaran demonstrasi plot (Demplot).
Edi Damansyah menambahkan, Desa Lung Anai juga diharapkan menjadi sebuah brand untuk Rumah Coklat lengkap dengan kebun, petani lokal, fasilitas produksi, serta memanfaatkan semua aset desa yang ada.
Sementara itu, Kepala Desa Lung Anai, Lucay Nay mengatakan, mengapresiasi perhatian pemerintah daerah dalam memajukan desa mereka. Dari pelatihan tenaga kerja hingga pembangunan infrastruktur, langkah-langkah tersebut telah mengubah wajah Desa Lung Anai dari yang dulunya terisolasi menjadi pesaing yang tangguh di antara desa-desa sekitarnya.
Rumah Coklat Lung Anai, sebelumnya dikenal sebagai Rumah Kakao, kini menjadi aset penting untuk menggerakkan ekonomi lokal sejak diserahkan kepada Pemerintah Desa pada tahun 2013.
Dengan segala inisiatif ini, Bupati Edi Damansyah mengharapkan Desa Lung Anai akan terus berkembang dan memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat setempat dan pariwisata daerah.
penulis : Reihan Noor