Search
Search
Close this search box.

Kolaborasi Budaya dan Ekowisata di Era IKN

Jumat, 26 April 2024
Foto: Ketua Asosiasi Duta Wisata Indonesia (ADWINDO) Kukar, Catur Sefti Nanda Palinggi.

Liputanborneo.com, TENGGARONG – Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara memberikan angin segar bagi sektor pariwisata di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Dampak positif ini semakin terasa dengan meningkatnya perhatian terhadap kawasan tersebut.

Ketua Asosiasi Duta Wisata Indonesia (ADWINDO) Kukar, Catur Sefti Nanda Palinggi, menyatakan bahwa Kutai Kartanegara akan mendapatkan sorotan lebih dari megaproyek IKN.

Oleh karena hal itu, IKN bukan hanya sekadar proyek besar, tetapi juga peluang emas yang harus dimanfaatkan sepenuhnya.

“IKN adalah peluang besar yang akan mendatangkan banyak orang. Ini adalah pasar yang sangat potensial, kita harus bisa menyerap peluang ini dan mengubahnya menjadi nilai ekonomi yang signifikan,” ujarnya dengan antusias.

Untuk memaksimalkan peluang ini, ADWINDO Kukar aktif mempromosikan tiga pilar budaya Kukar, yang meliputi kawasan pesisir, pedalaman, dan keraton. Tidak hanya itu, mereka juga berkolaborasi dengan berbagai komunitas, organisasi anak muda, dan pemerintah daerah untuk memperkuat posisi Kukar sebagai destinasi wisata unggulan.

Pembangunan pariwisata di Kutai Kartanegara juga selaras dengan visi Kalimantan Timur yang fokus pada ecotourism. Pengalaman menjelajahi alam dan merasakan kehidupan masyarakat lokal menjadi daya tarik utama yang harus dipromosikan.

“Konsep ecotourism ini harus dimaksimalkan dengan atraksi wisata yang berkualitas untuk menarik wisatawan,” jelas Catur.

Ia juga menyoroti potensi besar desa-desa wisata di Kukar, yang tersebar di 20 kecamatan. Salah satu yang berhasil mencuri perhatian adalah Desa Pela, yang sukses meraih penghargaan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.

Keberhasilan Desa Pela bukan datang begitu saja, upaya menjaga habitat pesut mahakam dan pelarangan illegal fishing sejak 2018 menjadi kunci kesuksesan. Kini, desa ini ramai dikunjungi wisatawan lokal hingga mancanegara.

Catur melihat Desa Pela sebagai contoh sukses yang bisa diadaptasi oleh desa-desa wisata lainnya di Kukar.

“Pengembangan desa wisata sangat potensial di Kukar. Pemerintah harus menjadikan beberapa desa sebagai pilot project, dengan memanfaatkan kearifan lokal sebagai daya tarik utamanya,” tambahnya.

Selain itu, Catur menekankan pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di sektor wisata untuk menghadapi pembangunan IKN Nusantara. Pelatihan dan sertifikasi bagi pemandu wisata menjadi krusial agar mereka dapat mempromosikan destinasi secara efektif, termasuk melalui media sosial.

“Dengan begitu, potensi-potensi wisata di Kukar bisa lebih dikenal luas, dan tamu pun akan merasa lebih dihargai dengan sambutan yang hangat,” pungkasnya.

Penulis : Reihan Noor

BERITA LAINNYA