Liputanborneo.com, Samarinda – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) kembali menegaskan komitmennya terhadap pemerataan pendidikan tinggi. Melalui program beasiswa Gratispol, mahasiswa dari daerah tertinggal seperti Mahakam Ulu (Mahulu) dan Kutai Barat (Kubar) ditetapkan sebagai prioritas utama penerima.
Langkah ini diambil sebagai upaya strategis untuk memperkecil kesenjangan akses pendidikan dan mengurangi angka kemiskinan di wilayah tersebut.
“Mahasiswa dari Mahulu dan Kubar menjadi perhatian utama. Pendidikan adalah salah satu cara untuk mengangkat taraf hidup mereka,” ujar Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Setda Kaltim, Dasmiah, Jumat (11/7/2025).
Dasmiah menjelaskan, program Gratispol tidak hanya menekankan pada aspek akademik, tetapi juga bertujuan mendongkrak kesejahteraan masyarakat daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar). Bagi mahasiswa luar Kaltim, beasiswa ini diberikan secara selektif dan mensyaratkan penerima kuliah di 10 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) terbaik nasional seperti UGM atau ITB, atau mengambil jurusan strategis yang belum tersedia di Kaltim, seperti kedokteran spesialis.
“Harapannya, ilmu yang mereka peroleh bisa dibawa pulang dan dimanfaatkan untuk membangun daerah asal,” ungkapnya.
Evaluasi ketat dilakukan setiap semester. Mahasiswa yang tidak mencapai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sesuai standar akan otomatis gugur sebagai penerima beasiswa.
“Ini murni beasiswa berbasis prestasi dan tanggung jawab. Kalau IPK turun, otomatis tidak bisa lanjut,” tegas Dasmiah.
Ia juga mendorong agar mahasiswa mempertimbangkan kuliah di dalam provinsi sebagai bentuk kepercayaan terhadap kualitas kampus lokal, serta mendukung pengembangan kapasitas pendidikan tinggi di Kaltim.
Pada 2025, Pemprov menargetkan 857 penerima Gratispol untuk mahasiswa luar provinsi dan 89 untuk studi luar negeri. Tahun 2026, jumlah itu diproyeksikan meningkat menjadi 892 untuk luar provinsi dan 133 untuk luar negeri. (*)