Search
Search
Close this search box.

Bendungan Benanga di Samarinda Memastikan Ketersediaan Air Selama Musim Kemarau

Jumat, 4 Agustus 2023
Teks Foto: Ilustrasi Foto Bendungan Benanga, Lempake, Samarinda. (IST).

Portalborneo.or.id, Samarinda – Pengelola Bendungan Benanga di wilayah Sungai Kalimantan IV, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Erwin, telah melakukan monitoring selama seminggu terakhir terhadap kondisi bendungan guna memastikan pasokan air ke PDAM dan irigasi di musim kemarau.

Menurut Koordinator Unit Pengelolaan Bendungan (UPB) Lempake, Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV, Erwin, saat ini tinggi muka air di tampungan mencapai 7,05 meter di atas permukaan laut (mdpl) dengan volume kapasitas air sebesar 273.600 meter kubik. Jumlah tersebut masih mencukupi untuk memenuhi distribusi air ke PDAM dan area persawahan.

Erwin juga menjelaskan bahwa intake untuk PDAM berada pada tingkat 140 cm, dengan debit pengambilan air yang masih normal, yaitu rata-rata 170 liter per detik. Meskipun demikian, beberapa area persawahan di bawah hulu dan di Rejo mengalami penurunan pasokan air.

“Bendungan Lempake melayani sekitar 230,84 hektar sawah dengan luas potensial mencapai 483,72 hektar untuk keperluan irigasi,” tambahnya.

Erwin menyampaikan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas PUPR Kota untuk membantu menyuplai distribusi air pada kondisi seperti saat ini. Pengelola Bendungan Benanga juga mengamati prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang memperkirakan puncak kemarau akan berlangsung hingga Agustus atau September.

Hingga kini, belum ada keluhan dari masyarakat mengenai kebutuhan air baku, karena PDAM masih dapat mengambil air secara normal. Tim teknis terus memantau kondisi di bendungan dan melakukan perhitungan untuk menyesuaikan distribusi air jika diperlukan.

Namun, keprihatinan muncul dari Ketua Kelompok Tani Muang Ilir, Aliansyah, terkait kurangnya pengairan dari Bendungan Benanga. Para petani di wilayah tersebut, yang mayoritas bergantung pada pertanian sebagai sumber penghidupan, mulai merasa kesulitan akibat kekurangan air. Isu juga mencuat bahwa air dikurangi untuk dialihkan ke sektor karet, meningkatkan kekhawatiran petani.

Aliansyah mengungkapkan telah mencoba menghubungi pihak pengelola bendungan, tetapi kurangnya pemahaman terkait kebutuhan petani membuat situasi semakin rumit.

Pihak pengelola bendungan berharap dapat segera mengatasi masalah pengairan untuk mendukung kelancaran pertanian di wilayah tersebut. Antisipasi terhadap musim kemarau dilakukan dengan matang, dan langkah-langkah diperkuat untuk memastikan ketersediaan air tetap terjaga dan memberikan dampak positif bagi pertanian dan kebutuhan masyarakat sekitar.

(Tim Redaksi Portalborneo.or.id).

BERITA LAINNYA