Liputanborneo.com, Samarinda – Di tengah naik-turunnya pasokan gas elpiji bersubsidi yang selama ini menjadi andalan sebagian besar masyarakat, kehadiran jaringan gas alam rumah tangga dari Pertamina Gas (Pertagas) di Samarinda hadir sebagai angin segar yang menjanjikan efisiensi, kenyamanan, dan keberlanjutan energi.
Program distribusi gas rumah tangga ini telah berjalan di sejumlah titik, salah satunya di Kelurahan Sambutan, dan sambutannya luar biasa positif dari masyarakat. Tidak hanya mengatasi kelangkaan tabung gas 3 kilogram yang sering memicu antrean dan spekulasi harga, kehadiran Pertagas justru menawarkan solusi jangka panjang yang hemat dan praktis.
Salah satu warga yang telah merasakan langsung manfaatnya adalah Handayani, yang juga menjabat sebagai Sekretaris Camat Samarinda Seberang. Dalam keterangannya, ia menyatakan bahwa penggunaan jaringan gas alam dari Pertagas telah memberikan dampak signifikan terhadap pengeluaran bulanan rumah tangganya.
Ia mengatakan, “Sekarang saya hanya perlu bayar Rp20 ribu per bulan, tidak perlu lagi repot cari tabung gas 3 kilo yang sering langka.” Ia menambahkan bahwa ketersediaan gas kini stabil dan bisa diakses kapan saja, tanpa kekhawatiran kehabisan pasokan.
Kehadiran jaringan gas ini memang sangat relevan, terutama di masa ketika fluktuasi distribusi elpiji subsidi sering membuat warga kesulitan. Tak hanya memudahkan, jaringan gas juga dinilai lebih aman dan ramah lingkungan. Tanpa harus menyimpan tabung dan mengangkutnya ke tempat pengisian, potensi kecelakaan pun berkurang. Selain itu, sistemnya yang mengalir langsung dari jaringan membuat pengguna tidak lagi bergantung pada pasokan tabung.
Melihat manfaat yang sudah dirasakan oleh masyarakat, Dinas Perdagangan Kota Samarinda pun menyatakan dukungannya untuk perluasan jaringan Pertagas ke wilayah-wilayah lain di kota ini. Nurrahmani, selaku Kepala Dinas Perdagangan, mengungkapkan bahwa penggunaan gas alam ini bukan hanya cocok untuk kebutuhan rumah tangga, tetapi juga terbukti efisien untuk keperluan usaha kecil.
Ia mencontohkan, keponakannya yang memiliki usaha laundry hanya mengeluarkan biaya sebesar Rp100 ribu per bulan untuk kebutuhan energi dari Pertagas.
“Itu pengalaman keponakan saya sendiri. Untuk itu kita mendorong agar jalur distribusi Pertagas diperluas ke wilayah lain di Samarinda agar semakin banyak masyarakat yang merasakan manfaatnya. Meskipun saat ini masih berada di wilayah sekitar jaringan gas alam saja,” katanya.
Nurrahmani menekankan bahwa penggunaan Pertagas juga merupakan bentuk nyata transformasi energi, sejalan dengan arah kebijakan pemerintah pusat yang berupaya mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap elpiji subsidi. Langkah ini tidak hanya membantu menjaga ketahanan energi lokal, tetapi juga mendorong gaya hidup yang lebih hemat dan berwawasan lingkungan.
Dengan keberhasilan pelaksanaan program di Kelurahan Sambutan, diharapkan jaringan gas Pertagas ke depan dapat menjadi model penyediaan energi rumah tangga yang efisien, aman, dan ramah lingkungan bagi seluruh wilayah di Samarinda.