Search

Longsor Jadi Kendala Serius, Terowongan Samarinda Belum Bisa Diresmikan Tahun Ini

Minggu, 13 Juli 2025
Foto : Kondisi lereng terowongan Samarinda yang saat ini tengah dikerjakan.

Liputanborneo.com, Samarinda – Masyarakat Samarinda harus kembali bersabar. Proyek Terowongan Samarinda yang diharapkan menjadi ikon baru infrastruktur kota, belum bisa diresmikan tahun ini. Meski secara fisik konstruksi sudah rampung 100 persen, ancaman longsor di area inlet sisi Jalan Alimuddin menjadi hambatan utama yang harus diselesaikan terlebih dahulu oleh Pemerintah Kota Samarinda.

Wali Kota Samarinda, Andi Harun, menegaskan bahwa insiden longsor tersebut telah menjadi perhatian serius pemerintah, terlebih karena proyek ini menyedot anggaran fantastis sebesar Rp395 miliar.

Kami akan tetap berhati-hati dan penuh perhitungan, karena keselamatan masyarakat adalah yang utama,” tegasnya.

Menurut data Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Samarinda, longsor melanda area seluas 210 meter persegi dengan volume material mencapai 150 meter kubik. Walau kejadian ini telah diprediksi sebelumnya melalui kajian dari Institut Teknologi Bandung (ITB), penanganan tetap memerlukan perencanaan teknis dan anggaran yang signifikan.

Setelah disepakati dengan dewan, penanganan akhirnya terpaksa ditunda di perubahan nanti,” ujar Andi Harun, merujuk pada pembahasan APBD Perubahan mendatang.

Penanganan longsor akan dilakukan dalam dua tahap besar. Tahap pertama, yang sedang berjalan saat ini, meliputi regrading lereng, pembangunan struktur beton cast in-situ sepanjang 72 meter, serta perbaikan pada area inlet. Anggaran untuk tahap ini mencapai Rp39 miliar dan ditargetkan rampung akhir tahun 2025.

Tahap kedua direncanakan dimulai pada Januari 2026, dengan pekerjaan utama berupa pemasangan ground anchor, sistem drainase, dan penguatan struktur lereng. Untuk tahap lanjutan ini, anggaran yang disiapkan mencapai Rp94 miliar.

Beragam metode rekayasa teknis akan digunakan, termasuk rock bolting, shotcrete, dan revegetasi untuk mencegah erosi serta memastikan lereng tetap stabil. Salah satu prioritas utama adalah menghindari genangan air hujan yang dapat memicu pergerakan tanah.

Saat ini, material longsor dibiarkan menutupi salah satu sisi inlet terowongan. Hal ini dilakukan berdasarkan rekomendasi teknis untuk menjaga stabilitas tanah sebelum penanganan lanjutan dilakukan.

Terowongan Samarinda memang sudah berdiri megah, tetapi keselamatan menjadi faktor yang tak bisa dikompromikan. Pemerintah memastikan penanganan longsor dilakukan secara hati-hati dan bertahap, agar saat dibuka nanti, masyarakat bisa melintasinya dengan aman dan nyaman. (*)


Sumber : sapos.co.id
Editor : Rachaddian

BERITA LAINNYA