Search

Inflasi Stabil, Pengamat Minta Pemprov Fokus pada Pemerataan di Kaltim

Minggu, 5 Januari 2025
Foto: Pengamat ekonomi dari Universitas Mulawarman (Unmul), Purwadi Purwoharsojo.
Foto: Pengamat ekonomi dari Universitas Mulawarman (Unmul), Purwadi Purwoharsojo.

Liputanborneo.com, KALIMANTAN TIMUR – Stabilitas angka inflasi Kalimantan Timur jelang Natal dan Tahun Baru 2024 menjadi kabar baik bagi provinsi ini. Namun, pengamat ekonomi menekankan pentingnya perhatian terhadap ketimpangan inflasi yang masih terjadi di sejumlah kabupaten/kota.

Data Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Disperindagkop UKM) menunjukkan inflasi month to month Kaltim pada November 2024 berada di angka 0,08 persen, lebih rendah dibandingkan angka nasional sebesar 0,30 persen. Untuk inflasi year on year November 2024 terhadap November 2023, Kaltim mencatat angka 1,54 persen, hampir setara dengan rata-rata nasional yang mencapai 1,55 persen.

Pengamat Ekonomi dari Universitas Mulawarman, Purwadi, menjelaskan bahwa meskipun angka inflasi di tingkat provinsi stabil, kondisi di setiap kabupaten/kota berbeda. “Lihatnya tidak bisa secara sepotong. Karena dari 10 kabupaten/kota, ada setiap tahun daerah yang inflasinya tinggi. Berau misalnya,” ungkapnya.

Kabupaten Berau menjadi daerah dengan inflasi tertinggi sebesar 3,14 persen, sementara inflasi terendah tercatat di Kabupaten Penajam Paser Utara sebesar 0,90 persen, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).

Purwadi menyoroti beberapa penyebab utama tingginya inflasi di beberapa daerah, seperti sulitnya akses transportasi dan distribusi barang. “Iya kan jauh dari sumber bahan pangan. Apalagi di Kaltim antardaerah dipisahkan sungai, kalau darat, aksesnya juga belum oke. Distribusi barang dan jasa terhambat,” jelasnya.

Selain itu, Purwadi menyoroti keterlambatan pencairan dana untuk program pasar murah yang menjadi kendala bagi pemerintah daerah dalam mengendalikan harga kebutuhan pokok.

Ia meminta pemerintah provinsi untuk lebih fokus pada pemerataan inflasi dengan memperbaiki infrastruktur, mempercepat distribusi barang, dan menjamin ketersediaan kebutuhan pokok secara merata.

“Infrastruktur dibenahi, jalan bagus bikin pengangkutan lebih lancar. Jangan sampai ngantri BBM dan solar, itu bikin barang sampai ke konsumen lebih mahal atau lebih lama,” tutup Purwadi. (*)

Sumber :
https://kaltimfaktual.co/pengamat-ekonomi-sebut-masih-banyak-pr-di-balik-stabilnya-angka-inflasi-kaltim/

Penulis : Rachaddian (dion)

BERITA LAINNYA