Liputanborneo.com, TENGGARONG – Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Bekayuh Baumbai, Bebudaya Desa Pela, Kecamatan Kota Bangun, Kutai Kartanegara, kembali menorehkan prestasi gemilang.
Pada tahun 2024 ini, desa yang terletak di tepi Danau Semayang tersebut berhasil meraih penghargaan bergengsi Kalpataru dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Penghargaan Kalpataru ini diraih setelah Desa Pela berhasil masuk dalam 10 besar penerima Kalpataru nasional untuk kategori penyelamatan lingkungan. Penilaian tersebut mencakup kontribusi desa pada konservasi lingkungan, khususnya perlindungan pesut Mahakam di Sungai Pela dan sekitarnya.
Penghargaan ini diterima langsung oleh Ketua Pokdarwis Desa Pela, Alimin, yang didampingi oleh Wakil Bupati Kutai Kartanegara, Rendi Solihin, dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kutai Kartanegara, Slamet Hadiraharjo, di Auditorium Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta Pusat.
“10 besar penerima Kalpataru terbagi dalam 4 kategori: perintis lingkungan, pengabdi lingkungan, penyelamatan lingkungan, dan pembinaan lingkungan. Kami bangga Desa Pela masuk di kategori penyelamatan lingkungan bersama dua penerima lainnya,” kata Alimin pada Rabu (5/6/2024).
Alimin menjelaskan bahwa pada awalnya ada dua desa di Kalimantan Timur yang masuk nominasi 21 besar: Balikpapan masuk pada kategori perintis dan Desa Pela dalam kategori penyelamatan. Setelah melalui proses seleksi yang ketat, hanya Desa Pela yang berhasil masuk 10 besar.
“Diseleksi lagi jadi 10 besar, sehingga Balikpapan tidak masuk nominasi, sedangkan Pela berhasil,” tambahnya.
Desa Pela sendiri telah banyak meraih penghargaan tingkat nasional, antara lain sertifikasi desa wisata dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) Kemenparekraf, dan kini Kalpataru.
Alimin berharap penghargaan ini dapat terus dijaga, dipertahankan, dan dikembangkan untuk generasi masa mendatang. Ia berharap agar Desa Pela dapat terus menorehkan prestasi di tingkat nasional dan internasional.
“Semoga ke depan generasi penerus kita dan warga sekitar dapat terus menjaga pesut dan satwa lainnya serta ragam hayati yang ada di sungai dan danau,” ungkapnya.
Penulis : Reihan Noor