Search

Petualangan Menyusuri Sejarah dan Mitos di Museum Kayu Kutai

Rabu, 10 Juli 2024
Foto : Buaya diawetkan yang menjadi koleksi unggulan di Museum Kayu Tuah Himba Tenggarong.

Liputanborneo.com, TENGGARONG – Daya tarik utama dari Museum Kayu Tuah Himba Tenggarong adalah koleksi sepasang buaya muara jantan dan betina yang telah diawetkan. Buaya-buaya ini terkenal karena pernah memangsa dua warga, yang tubuhnya ditemukan di dalam perut mereka.

Buaya pertama adalah Buaya Sangatta, jantan berumur 70 tahun dengan panjang 6,80 meter dan berat 850 kilogram. Buaya kedua adalah Buaya Muara Badak, betina berusia 60 tahun dengan panjang 5,2 meter dan berat 450 kilogram.

“Kedua buaya ini dulunya memangsa dua warga di tahun yang sama, hanya berbeda bulan. Setelah ditangkap, mereka diawetkan dan ditempatkan di Museum Kayu,” ujar Koordinator Lapangan, Sophyan Hadi.

Selain buaya, museum ini juga memiliki berbagai catatan sejarah tentang buaya yang pernah memangsa warga sejak tahun 1996. Catatan tersebut ditampilkan melalui potongan berita koran yang digantung di dinding museum. Selain itu, terdapat juga sejarah Kutai, sejarah rumah adat Kutai, dan barang antik bersejarah dari Kutai.

Museum ini juga memiliki lempengan kayu kapur berdiameter sekitar 60 cm dan berbagai kerajinan kayu seperti lampu taman, kursi, perabot rumah, alat penangkap ikan, serta ukiran khas Kutai dan Dayak.

Menurut kepercayaan lokal, banyak koleksi kayu di museum ini ditempati oleh makhluk gaib. Banyak pengunjung yang mengalami kesurupan saat berada di dalam museum.

“Menurut ketua paranormal seluruh Indonesia, museum ini dianggap sebagai terminal berkumpulnya makhluk gaib, terutama di sore hari,” tambah Sophyan Hadi.

Para pengunjung diimbau untuk selalu bertindak sopan dan tidak berkata yang tidak pantas selama berada di museum, karena dapat berdampak negatif. “Walaupun tidak ada larangan tertulis, tindakan dan perkataan yang kurang baik sering kali menyebabkan pengunjung mengalami kesurupan,” pungkasnya.

Penulis : Reihan Noor

BERITA LAINNYA