Search

Menikmati Pesona Alam di Negeri Jahetan Layar, Kutai Lama

Rabu, 24 April 2024
Foto: Satu dari beberapa sudut destinasi wisata Negeri Jahetan Layar

Liputanborneo.com, TENGGARONG – Saat menyebut Negeri Jahetan Layar, banyak orang, terutama para penggemar wisata, langsung terbayang sebuah tempat di dataran tinggi dengan pemandangan yang menakjubkan.

Negeri Jahetan Layar, terletak puluhan kilometer dari Kota Samarinda, masuk wilayah Kutai Kartanegara, tepatnya di Desa Kutai Lama, Kecamatan Anggana. Destinasi ini menawarkan pengalaman tak terlupakan dan membuat setiap pengunjung ingin kembali menikmati keindahan alamnya.

Berawal dari fasilitas berkemah di lahan seluas 10 hektare, tempat ini kini berkembang menjadi destinasi wisata yang menarik ribuan pengunjung dari berbagai daerah di Kalimantan Timur. Muhammad Idris HB, pemilik Negeri Jahetan Layar, mengungkapkan bahwa awalnya tempat ini dibangun untuk keperluan kemping dengan fasilitas kamar mandi, toilet, dan musala. “Kami kembangkan menjadi obyek wisata mulai Oktober 2021, setelah pandemi Covid-19 mereda,” ujarnya.

Di atas lahan seluas dua hektare lebih, dibangun 12 unit villa, kafe, area kemping, musala, toilet, permainan ATV, serta live musik. “Konsep awal adalah kemping, jadi kami buat fasilitas menginap dengan standar hotel, sehingga pengunjung bisa menikmati alam dengan kenyamanan kota,” tambah Idris.

Pengunjung bisa menikmati pemandangan hutan asri yang dibelah Sungai Mahakam, serta matahari terbit dan tenggelam yang mempesona. Tidak hanya pada akhir pekan, banyak pengunjung juga datang di hari kerja dengan jumlah hampir sama. “Parkiran selalu penuh hampir setiap hari, pengunjungnya ribuan,” kata Idris.

Negeri Jahetan Layar beroperasi dari pukul 09.00 WITA hingga 22.00 WITA pada hari Senin hingga Kamis, dan dari pukul 08.00 WITA hingga 23.00 WITA pada hari Jumat hingga Minggu. Cukup dengan membayar Rp10 ribu untuk parkir, pengunjung bisa menikmati keindahan alam dan makanan ringan seperti singkong atau pisang goreng dengan harga terjangkau. Sewa villa berkisar Rp500 ribu di hari kerja dan Rp750 ribu di akhir pekan per malam.

Nama Negeri Jahetan Layar berasal dari sejarah seorang saudagar Tionghoa yang menjahit layar kapal di Kampung Kutai Lama. “Saudagar itu menjahit layar untuk kapal saat memasok barang di sini. Tidak ada mesin saat itu, semuanya dijahit tangan, makanya disebut Jahetan Layar,” tuturnya.

Idris berharap Negeri Jahetan Layar bisa terus berkembang dan dinikmati lebih banyak orang, memuaskan masyarakat Kalimantan Timur. “Kami berharap obyek wisata ini semakin populer dan menjadi tujuan favorit banyak orang,” pungkasnya.

Penulis : Reihan Noor

BERITA LAINNYA