Search

Pemkab Kukar Fokus pada Pembangunan di Semester II 2024

Selasa, 16 Juli 2024
Sekda Kukar, Sunggono, sampikan laporan semester pertama APBD.

Liputanborneo.com, TENGGARONG – Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Sunggono, memaparkan laporan realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) untuk semester pertama serta prognosis untuk enam bulan mendatang pada Rapat Paripurna ke-13 Masa Sidang III DPRD Kukar, Selasa (16/7/2024).

Acara ini berlangsung di Ruang Sidang Utama DPRD Kukar dan dipimpin langsung oleh Ketua DPRD Kukar, Abdul Rasid. Rapat tersebut juga dihadiri oleh perwakilan dari Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), anggota DPRD Kukar, dan perwakilan dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Kukar.

Dalam laporan yang disampaikan atas nama Bupati Kukar Edi Damansyah, Sekda Sunggono menjelaskan bahwa penyampaian laporan ini merupakan bagian dari pelaksanaan amanat Permendagri Nomor 77 Tahun 2020 mengenai pedoman teknis pengelolaan keuangan daerah. Laporan ini mencakup Realisasi Anggaran hingga semester pertama tahun 2024 serta prognosis untuk enam bulan mendatang.

Edi Damansyah menekankan bahwa APBD Kukar tahun 2024 disusun melalui mekanisme yang melibatkan berbagai tingkat musrenbang, mulai dari desa hingga kabupaten. “Setiap program dan kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemkab Kukar dirumuskan dengan mengacu pada visi dan misi, yang kemudian diimplementasikan dalam renstra dan renja oleh masing-masing perangkat daerah,” ujar Edi.

Pada semester pertama tahun 2024, realisasi pendapatan mencapai Rp 5,8 triliun atau sekitar 44,32% dari total anggaran sebesar Rp 13 triliun. Prognosis untuk enam bulan ke depan menunjukkan bahwa pendapatan diperkirakan mencapai Rp 8,4 triliun atau sekitar 55,68% dari total anggaran.

Rincian pendapatan tersebut mencakup Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang hingga 30 Juni 2024 telah mencapai Rp 428,8 miliar atau 58,51% dari target yang ditetapkan. Pendapatan Transfer, termasuk transfer dari pemerintah pusat dan antar daerah, mencapai Rp 5,33 triliun atau 43,96% dari target.

Sementara itu, realisasi belanja daerah pada semester pertama tercatat sebesar Rp 3,32 triliun atau 24,12% dari total anggaran sebesar Rp 13,79 triliun. Belanja tersebut mencakup belanja operasional, belanja modal, dan belanja tak terduga. Prognosis untuk belanja dalam enam bulan ke depan diperkirakan mencapai Rp 10,95 triliun atau 75,88% dari total anggaran.

“Prognosis ini telah mempertimbangkan pembayaran sisa kewajiban pemerintah kepada pihak ketiga pada tahun 2024, alokasi belanja wajib, pembangunan infrastruktur, serta koreksi atas SILPA sebelumnya,” tambah Edi Damansyah.

Untuk pembiayaan, anggaran netto tahun 2024 ditetapkan sebesar Rp 673 miliar, yang bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun 2023.

Penulis : Reihan Noor

BERITA LAINNYA