Liputanborneo.com, SAMARINDA – Transformasi digital di pasar rakyat terus digalakkan di Samarinda. Bank Indonesia (BI) Kalimantan Timur bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda tengah mempercepat implementasi sistem digital di pasar tradisional, sebagai bagian dari upaya modernisasi dan peningkatan daya saing pedagang.
Kepala BI Kaltim, Budi Widihartanto, menegaskan bahwa digitalisasi pasar rakyat akan memberikan manfaat nyata bagi semua pihak, baik pedagang maupun konsumen. Dengan sistem pembayaran digital, transaksi akan lebih mudah, aman, dan efisien.
“Digital pasar rakyat untuk mengakomodasi kebutuhan berbagai pihak, memberikan manfaat nyata bagi pedagang, konsumen, dalam membangun ekonomi digital Kaltim dimulai dari Kota Samarinda,” ujar Budi, Kamis (13/2/2025).
Digitalisasi ini juga menjadi syarat penting dalam pencapaian SNI Pasar Rakyat (SNI 8152:2021). Salah satu persyaratan utama adalah tersedianya sistem pembayaran elektronik melalui QRIS, yang memungkinkan transaksi non-tunai di lingkungan pasar rakyat.
Hingga saat ini, Dinas Perdagangan Kota Samarinda mencatat bahwa sudah ada dua pasar yang memenuhi standar SNI, yakni Pasar Merdeka dan Pasar Palaran. Pemerintah setempat menargetkan agar seluruh pasar di Samarinda segera mendapatkan sertifikasi SNI dalam waktu dekat.
“Kami mendukung rencana Pemkot Samarinda karena sejalan dengan program percepatan dan perluasan digitalisasi daerah,” tambahnya.
Sebagai langkah konkret dalam mendukung program ini, BI Kaltim telah menggandeng tim dari School Business Management Institut Teknologi Bandung (SBM ITB) untuk melakukan survei di tiga pasar, yakni Pasar Palaran, Pasar Merdeka, dan Pasar Citra Niaga. Survei ini bertujuan untuk memetakan tantangan serta peluang digitalisasi pasar rakyat agar penerapannya lebih efektif.
Salah satu bentuk digitalisasi yang telah berjalan sejak 2022 adalah program Pasar S.I.AP QRIS, yang memungkinkan pedagang menerima pembayaran secara digital melalui QRIS. Dengan sistem ini, transaksi menjadi lebih cepat dan minim risiko uang palsu, serta lebih higienis karena mengurangi penggunaan uang tunai.
Namun, digitalisasi pasar rakyat tidak hanya berhenti pada penggunaan QRIS. Untuk membangun ekosistem yang lebih kokoh dan berkelanjutan, diperlukan edukasi literasi digital bagi pedagang, penguatan infrastruktur digital, serta peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap keamanan transaksi online.
Budi menegaskan bahwa BI dan Pemkot Samarinda akan terus berkolaborasi dalam mengembangkan digitalisasi pasar rakyat.
“Ke depan, sinergi dan kolaborasi antara Bank Indonesia dan seluruh mitra strategis akan terus diperkuat untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang stabil, inklusif, dan berkelanjutan,” pungkasnya.
Dengan percepatan digitalisasi ini, pasar rakyat di Samarinda diharapkan bisa menjadi percontohan bagi daerah lain dalam membangun ekosistem perdagangan yang lebih modern dan efisien. (*)
Sumber :
https://beritakaltim.co/2025/02/13/bi-kaltim-dan-samarinda-percepat-digitalisasi-pasar-rakyat/
Penulis : Rachaddian (dion)