liputanborneo.com, TENGGARONG – Desa Tuana Tuha, sebuah desa kecil di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), telah berhasil mengubah cerita tentang produk lokalnya, gula merah, menjadi kisah inspiratif tentang inovasi dan transformasi. Kini, melalui produk gula semut, desa ini membuktikan bahwa keberanian beradaptasi adalah kunci untuk mencapai keberhasilan ekonomi.
Gula merah, yang telah menjadi ikon dan tradisi turun-temurun warga desa, mengalami perubahan signifikan berkat inovasi yang didukung penuh oleh Pemerintah Desa. “Dulu, orang-orang datang kemari hanya untuk membeli gula merah. Kini, dengan adanya produk gula semut, kami dapat menawarkan sesuatu yang lebih praktis, yang pastinya menarik minat pasar yang lebih luas,” ungkap Kepala Desa Tuana Tuha, Tomy, Selasa (19/11/2024).
Inovasi ini membawa desa tersebut ke arah hilirisasi produk yang lebih maju. Dana desa dialokasikan untuk membeli mesin kemasan stik, yang memungkinkan gula semut dikemas dalam bentuk premium dan siap bersaing di pasar modern.
“Mesin kemasan stik ini sangat membantu kami. Gula semut yang dulu sulit dikemas kini bisa dijual dalam kemasan yang lebih modern dan mudah dibawa ke mana saja. Ini memberikan nilai lebih pada produk kami,” ujarnya dengan penuh rasa syukur.
Langkah strategis lainnya adalah memadukan kekuatan UMKM dan BUMDes melalui skema kerjasama yang terstruktur. Dengan UMKM yang fokus pada produksi dan BUMDes menangani pemasaran serta pengemasan, Desa Tuana Tuha memastikan kelangsungan usaha ini ke depan.
“Kerja sama ini sangat penting untuk memperluas jangkauan pasar dan menjamin keberlanjutan produksi gula semut ke depan,” kata Tomy.
Inovasi ini tak hanya mengubah wajah produk gula merah, tetapi juga memberikan dampak ekonomi nyata bagi warga desa. Kini, gula semut dari Tuana Tuha tidak hanya menjadi simbol dari tradisi yang dilestarikan, tetapi juga semangat untuk terus beradaptasi dengan peluang yang ada. Desa Tuana Tuha telah menunjukkan bahwa melalui inovasi dan kolaborasi, kesuksesan dapat diraih tanpa meninggalkan akar budaya.
Penulis : Dion