Liputanborneo.com, TENGGARONG – Dalam kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati, Edi Damansyah-Rendi Solihin, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) terus berupaya menggalakan kemandirian ekonomi.
Kepala Desa Selerong, Badrun menjelaskan, upaya yang terus digalakan adalah kegiatan ekonomi kreatif seperti pengembangan potensi pariwisata yang ada di desa-desa.
Hal itulah yang dilakukan oleh Pemerintah Desa (Pemdes) Selerong Kecamatan Sebulu dengan pengembangan obyek wisata alam berupa air terjun.
“Saat ini kami sedang giat pengembangan air terjun yang kita beri nama Air Terjun Sampai Kayangan, terbentuk secara alami, pohon kayunya besar-besar akar besar-besar air terjunnya pun baik,” kata Badrun.
Badrun juga mengatakan, bahwa daya tarik air terjun yang terletak di Kilometer 3 RT 9 Desa Selerong itu nyatanya mengunggah keinginan Bupati Kukar, Edi Damansyah untuk berkunjung lagi bersama komunitas sepeda motor trail bersama rekan-rekannya.
Seperti diketahui bahwa sebelumnya, Bupati Kukar sudah datang sekali ke Air Terjun Selerong. Kemudian, direncanakan akan datang kembali mengendarai sepeda motor trail dan melaksanakan camping dengan rute kegiatan di kawasan air terjun.
“Saat ini belum dibuka untuk umum, namun kami sudah siapkan fasilitas WC, pos-pos dan jalannya kami siapkan walaupun jalannya hanya land clearance untuk jalan setapak namun sudah kami siapkan,” jelsnya.
Ia berharap, dengan dikembangkannya air terjun alami ini, akan menjadi salah satu pemasukan bagi desa dan meningkatkan ekonomi masyarakat.
“Dengan keberadaan air terjun masyarakat bisa berjualan dan menangkap peluang ini dan itu lah dan sebagainya harapannya,” bebernya.
Di samping itu, dirinya juga menegaskan, bahwa sejarah terbentuknya Air Terjun Sampai Kayangan memang secara alami terbentuk dari alam.
“Sebelum saya lahir sudah ada dan Alhamdulillah tetap terjaga sampai sekarang dan itu secara pribadi sudah saya bebaskan sekitar 40 hektare dan ini saya hibahkan untuk desa, jadi tidak ada komplain masyarakat terkait klaim kepemilikan dan rebutan itu tidak ada, sudah saya beli semua dan hibahkan untuk menjadi aset desa,” pungkasnya. (Adv/BAP/Disprkukar)