Search

Gencatan Senjata Gaza-Israel, Harapan Perdamaian Baru

Kamis, 16 Januari 2025
Foto: Warga Gaza bersorak gembira, memenuhi jalanan dan berpelukan, menyambut gencatan senjata.
Foto: Warga Gaza bersorak gembira, memenuhi jalanan dan berpelukan, menyambut gencatan senjata.

Liputanborneo.com, Jakarta – Harapan akan perdamaian akhirnya menyapa Gaza dan Israel, meski luka konflik masih terasa begitu dalam. Pada 19 Januari mendatang, gencatan senjata yang telah lama diperjuangkan akan dimulai, menjadi titik terang untuk meredam penderitaan akibat perang yang tiada akhir.

Gencatan senjata ini, yang akan berlangsung selama 42 hari, dirancang dalam tiga fase yang bertujuan tidak hanya untuk menghentikan kekerasan, tetapi juga membangun kembali kepercayaan dan kemanusiaan di tengah puing-puing konflik.

Fase pertama akan difokuskan pada pembebasan sandera perempuan, anak-anak, dan lansia, serta penghentian serangan untuk memungkinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan masuk ke wilayah Gaza. Langkah ini disambut antusias oleh masyarakat internasional sebagai bentuk awal penyelamatan jiwa-jiwa rentan.

Pada fase kedua, langkah yang lebih besar diambil untuk mengakhiri perang, termasuk pembebasan sandera pria oleh Hamas yang dibalas dengan pembebasan tahanan Palestina oleh Israel. Sementara itu, fase ketiga akan difokuskan pada pemulangan jenazah dan sisa-sisa tubuh sandera, serta implementasi rencana rekonstruksi Gaza yang rusak parah akibat konflik.

Ribuan warga Gaza menyambut pengumuman ini dengan luapan emosi yang tidak tertahan. Di jalanan, terdengar sorak sorai, nyanyian, dan tabuhan drum. Banyak yang berpelukan, meneteskan air mata bahagia, merayakan harapan baru yang lama hilang.

“Saya tidak percaya mimpi buruk ini akan segera berakhir. Kami kehilangan begitu banyak nyawa, kami telah kehilangan segalanya,” ungkap Randa Sameeh (45), warga Gaza City yang telah mengungsi di Kamp Nuseirat.

Sameeh mengungkapkan keinginannya untuk memberikan penghormatan layak kepada keluarganya yang telah tiada dan dimakamkan dalam kondisi darurat.

Sementara itu, di Israel, kabar ini juga membawa kelegaan mendalam bagi keluarga para sandera. Forum Sandera dan Keluarga Hilang, sebuah perkumpulan yang mewakili mereka yang anggota keluarganya hilang atau disandera, mengungkapkan rasa syukur atas keberhasilan kesepakatan ini.

“Ini adalah langkah maju yang sangat berarti untuk membawa para sandera kembali ke rumah,” ujar mereka dalam pernyataan resmi.

Namun, mereka juga mengingatkan pentingnya pengawasan dan komitmen dalam melaksanakan semua fase kesepakatan agar tidak meninggalkan kesedihan lebih dalam di kemudian hari.

Di tengah kegembiraan, ada harapan yang lebih besar bahwa gencatan senjata ini bukan sekadar jeda, melainkan langkah awal menuju perdamaian abadi.

Tantangan besar masih membentang di depan, tetapi untuk saat ini, baik di Gaza maupun Israel, kesepakatan ini telah membawa secercah cahaya di tengah gelapnya konflik. Semua mata kini tertuju pada bagaimana pelaksanaan gencatan senjata ini akan membentuk masa depan kedua belah pihak.

sumber : https://www.cnnindonesia.com/internasional/20250116115942-120-1187832/warga-gaza-hingga-israel-sambut-suka-cita-gencatan-senjata.

Penulis : Reihan Noor

BERITA LAINNYA