Portalborneo.or.id, Kutai Kartanegara – Titik api atau hotspot mengalami penurunan di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar).
Secara umum di wilayah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), titik api mengalami penurunan termasuk di Kukar.
Per Senin (14/8/2023), terdapat 17 titik panas yang tersebar disejumlah kecamatan di Kukar.
Sedangkan total titik api di seluruh kabupaten dan kota di Kaltim berjumlah 60 titik.
“Secara umum memang alami penurunan, tapi tetap harus waspada,” ucap Prakirawan BMKG Samarinda, Wiwi Indah Sari, Senin (14/8/2023).
Menurutnya, kewaspadaan tetap harus ditingkatkan oleh seluruh pihak, mengingat hingga saat ini musim kemarau masih terjadi.
Ia mengungkapkan, puncak musim kemarau terjadi pada Agustus ini, dan diprakirakan masih terus berlangsung hingga akhir September sampai pertengah Oktober.
“Jadi, kami mengimbau agar semua pihak tetap waspada atas potensi terjadinya kebakaran hutan lahan (Karhutla),” jelasnya.
Hal senada juga diungkapkan Wakil Bupati Kukar, Rendi Solihin.
Politikus muda asal PDI Perjuangan itu meminta agar masyarakat tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi terjadinya Karhutla.
Menurutnya, musim maupun tidaknya musim kemarau, semua pihak tetap harus menjaga agar kejadian Karhutla tidak terjadi.
“Walaupun ada penurunan titik panas, semua pihak termasuk masyarakat agar tidak teledor hingga mengakibatkan Karhutla,” ungkapnya.
Rendi mengaku pihaknya juga selalu memantau perkembangan terkini terkait dengan jumlah titik panas.
Menurutnya, dengan mengetahui jumlah titik panas yang muncul di wilayah Kukar, dapat segera dilakukan upaya-upaya antisipasi agar Karhutla tidak sampai terjadi.
“Tentu, ini penting agar sedini mungkin dapat dilakukan pencegahan,” imbuhnya.
Selain itu, ia juga meminta seluruh masyarakat agar tetap melakukan penghematan terhadap penggunaan air bersih.
“Walaupun beberapa kali ada hujan, tapi kami tetap mengimbau agar masyarakat melakukan penghematan air, karena kita belum benar-benar keluar dari musim kemarau,” pungkasnya.
(Tim Redaksi Portalborneo.or.id).