Portalborneo.or.id, Balikpapan – Kasus kontroversial pembajakan Budiman Sudjatmiko oleh kubu Prabowo Subianto telah menjadi sorotan utama dalam politik Indonesia. Namun, di balik dinamika politik yang panas, ada cerita tentang semangat dan ketahanan kader partai yang patut diperhatikan.
Ketika Hasto Kristiyanto, Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP), mengungkapkan pandangannya tentang kasus ini, ia menyoroti aspek-aspek manusiawi yang muncul di tengah kebijakan politik yang tegas.
Menurut Hasto, pembajakan ini sebenarnya mencerminkan ketidakpercayaan diri yang mendorong kubu Prabowo Subianto.
Dalam sebuah pidato di Rakerda III DPD PDIP Kalimantan Timur, Hasto menjelaskan, bahwa setelah mengeroyok Ganjar Pranowo, mereka masih menggunakan bujuk rayu kekuasaan mencoba bertindak tidak etis, terapkan devide et impera.
“Dengan melakukan politik devide et impera itu sebenarnya menunjukkan ketidakpercayaan diri dari pihak sana,” bener Hasto.
Namun, apa yang mungkin terlewat dari pemberitaan ini adalah semangat kader PDIP yang semakin bergelora dalam menghadapi tantangan seperti ini.
Lokasi deklarasi dukungan oleh Budiman dan Prabowo di Semarang, Jawa Tengah, sebenarnya telah menghadirkan semangat dan solidaritas yang lebih kuat di antara kader PDIP di wilayah tersebut.
“Apa yang terjadi itu justru malah membangunkan spirit seluruh kader-kader PDI Perjuangan, apalagi pengumumannya dilakukan di Jawa Tengah. Ini membangkitkan militansi seluruh kader-kader PDI Perjuangan,” kata Hasto.
Sejarah politik Indonesia juga memberikan pelajaran berharga. Pada Pemilu 2019, kubu Prabowo membangun posko di Solo, wilayah asal Joko Widodo (Jokowi), lawan politiknya saat itu. Namun, tindakan tersebut justru memperkuat semangat dan militansi kader dan pendukung PDIP, yang akhirnya berhasil meraih kemenangan.
Ditanya tentang langkah yang akan diambil terhadap Budiman sebagai kader PDIP, Hasto memastikan bahwa partai akan memberikan sanksi disiplin tegas. Ini menunjukkan komitmen partai terhadap etika politik dan prinsip bahwa setiap orang yang masuk PDIP harus berdasarkan kesukarelaan, bukan dengan cara yang tidak etis.
Pada hari Senin (21/8/2023), Ketua DPP Bidang Kehormatan PDIP, Komarudin Watubun, dijadwalkan akan mengumumkan sanksi disiplin yang akan diberikan kepada Budiman.
“Partai tidak mentolerir terhadap tindakan indisipliner setiap kader partai. Partai akan mengambil suatu tindakan yang tegas. Opsinya mengundurkan diri atau menerima sanksi pemecatan,” jelas Hasto.
Kasus ini mencerminkan bagaimana dalam politik yang keras, nilai-nilai kepatuhan, semangat, dan komitmen terhadap etika politik tetap menjadi pilar yang kuat bagi banyak anggota partai. Dalam kerumitan politik, keberanian untuk tetap setia pada nilai-nilai ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak yang terlibat dalam proses politik di Indonesia.
(Tim Redaksi Portalborneo.or.id/FRC).